A.
KEPRIBADIAN,
NILAI DAN GAYA HIDUP
1.
PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Kepribadian merupakan ciri watak seorang individu yang konsisten yang
mendasari perilaku individu. Kepribadian sendiri meliputi kebiasaan, sikap, dan
sifat lain yang kas dimiliki seseorang. Tapi kepribadian berkembang jika adanya
hubungan dengan orang lain. Dasar pokok dari perilaku seseorang adalah faktor
biologis dan psikologisnya.
Berikut ini beberapa pengertian
kepribadian menurut para ahli :
a.
Menurut Yinger, kepribadian merupakan keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan
sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
b.
Menurut M.A.W Bouwer, kepribadian merupakan corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan,
opini dan sikap – sikap seseorang.
c.
Menurut Cuber, kepribadian merupakan gabungan keseluruhan dari sifat – sifat yang tampak
dan dapat dilihat oleh seseorang.
d.
Menurut Theodore R. Newcombe, kepribadian merupakan organisasi sikap – sikap yang dimiliki seseorang
sebagai latar belakang terhadap perilaku.
e.
Menurut Gordon W.Allpor, kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis darisistem psiko-fisik
indvidu yang menentukan tingkah laku .
Kepribadian adalah
keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah
sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
·
Sifat sifat kepribadian
Struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengindentifikasi dan
menamai karakteristik permanen yang menjelaskan prilaku individu atau
seseorang.
Faktor – faktor penentu kepribadian adalah :
ü Faktor keturunan seperti tinggi badan ,fisik , bentuk
wajah , dan lain - lain.
ü Lingkungan seperti faktor lingkungan memiliki peran
dalam membentuk kepribadian seseorang.
Dimensi kepribadian :
o
Ekstraversi,
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang senang bergaul dan
banyak bicara dan tegas.
o
Sifat
menyenangkan, suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang baik
hati, kooperatif dan mempercayai.
o
Sifat
mendengarkan kata hati, suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang
yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi.
o
Kemantapan
emosional, suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang,
bergairah, terjamin (positif), lawan tegang, gelisah, murung dan tak kokoh
(negatif).
o
Keterbukaan
terhadap pengalaman, suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
imajinatif, secara artistik peka dan intelektual.
·
Pengertian
Nilai
Nilai merupakan sesuatu yang
berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia. Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai sebagai berikut :
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia. Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai sebagai berikut :
·
Nilai material,
yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan
ragawi manusia.
·
Nilai vital,
yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan
atau aktivitas.
·
Nilai
kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
kerohanian meliputi:
v Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi,
cipta) manusia.
v Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada
unsur perasaan(emotion) manusia.
v Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada
unsur kehendak manusia.
v Nilai religius yang merupakan nilai kerohanian
tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986)
adalah sebagai berikut:
a. Nilai merupakan suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang
bersifat abstrak tidak dapat di Indera. Hal yang dapat diamati hanyalah
objek yang bernilai itu.
b.
Nilai memiliki
sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita – cita, dan suatu
keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan
manusia dalam bertindak.
c.
Nilai berfungsi
sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia
bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.
·
Pengertian
Gaya Hidup
Gaya hidup
merupakan sebuah penggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi
dengan lingkungannya (Kottler dalam
Sakinah, 2002). Menurut Susanto
(dalam Nugrahani, 2003) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi
diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada
norma yang berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang
berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup
metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya.
Gaya hidup
hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup
pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada
orang yang senang mencari hiburan bersama kawan – kawannya, ada yang senang
menyendiri, ada yang bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan
aktivitas yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang
berlebih untuk kegiatan sosial – keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi
perilaku seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan – pilihan konsumsi
seseorang.
2.
NILAI-NILAI
INDIVIDU
Pola yang dapat
kita lihat dari nilai adalah perubahan perilaku dan alasan seseorang dalam
membelanjakan uang atau sumber daya yang mereka kelola dan mereka miliki.
Semakin tinggi mereka menilai dari suatu barang dan jasa terhadap kehidupan,
maka makin tinggi pula apresiasi mereka dalam memandang barang dan jasa
tersebut dari segi konsumsi. Dilihat dari kepribadian, perilaku
konsumen memiliki nilai – nilai individu sebagai berikut :
ü
Id, itu untuk mengusahakan segera tersalurkannya kumpulan – kumpulan energi
atau ketegangan, yang dicurahkan dalam jasad oleh ransangan – ransangan baik
dari dalam maupun dari luar. Berfungsi sebagai menunaikan prinsip kehidupan
yang asli atau yang pertama yang dinamakan prinsip kesenangan (pleasure principle). Bertujuan untuk
mengurangi ketegangan. Ketegangan dirasakan sebagai penderitaan. Tujuan dari
prinsip kesenangan ini dapat dikatakan terdiri dari usaha mencegah dan
menemukan kesenangan.
ü
Ego, merupakan hubungan
timbal balik antara seseorang dengan dunia memerlukan pembentukan suatu sistem
rohaniah baru. Berlainan dengan Id yang dikuasai oleh prinsip kesenangan, ego
dikuasai oleh prinsip kenyataan (reality
principle). Bertujuan untuk menangguhkan peredaan energi sampai benda nyata
yang akan memuaskan telah ditemukan atau dihasilkan. Penangguhan suatu tindakan
berarti bahwa ego harus dapat menahan ketegangan sampai ketegangan itu dapat
diredakan dengan suatu bentuk kelakuan yang wajar.
ü
Super ego, merupakan suatu cabang
moril atau cabang keadilan dari kepribadian. Super ego lebih mewakili alam
ideal daripada alam nyata. Super ego terdiri dari dua anak sistem, ego ideal
dan hati nurani.
3.
KONSEP GAYA
HIDUP DAN PENGUKURANNYA
Gaya hidup yaitu bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi
konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan
terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama
mereka menjalani siklus kehidupan.
Konsep gaya hidup
konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana
seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan
waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif
internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan
persepsi mereka terhadap sesuatu.
Ada 3 Faktor yang mempengaruhi gaya hidup konsumen :
- Kegiatan yaitu bagaimana konsumen menghabiskan waktunya.
- Minat yaitu tingkat keinginan atau perhatian atas pilihan yang dimiliki konsumen.
- Pendapat atau pemikiran yaitu jawaban sebagai respon dari stimulus dimana semacam pertanyaan yang diajukan.
Amstrong menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi gaya hidup
seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu
(internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).
Faktor internal yaitu:
a. Sikap, berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir
yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang
diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku
b.
Pengalaman dan
pengamatan. Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku,
pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat
dipelajari.
c.
Kepribadian,
adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan
perbedaan perilaku dari setiap individu.
Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni
(2003) sebagai berikut :
a) Kelompok referensi, adalah kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
b)
Keluarga, memegang peranan terbesar dan terlama dalam
pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola asuh orang tua
akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.
c)
Kebudayaan, meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan – kebiasaan yang diperoleh individu
sebagai anggota masyarakat.
4.
PENGUKURAN
GANDA TERHADAP PERILAKU
Pengukuran
ganda perilaku individu digunakan di dalam analisis perilaku konsumen.
Kepribadian mempunyai efek atas pembelian, namun gaya hidup memiliki efek yang
lebih besar. Tentu saja sumber daya seperti pendapatan dan waktu juga
memberikan efek yang penting. Ancangan elektrik terhadap gaya hidup adalah
yang paling praktis untuk mengembangkan strategi pemasaran.Tujuannya
adalah mengerti konsumen sebaik mungkin.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku individu
terhadap pengambilan keputusan konsumen :
o
Sikap orang
lain
o
Faktor situasi
tak terduga
Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan
yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
B.
PENGARUH SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN
1.
DARI BUJUKAN
HINGGA KOMUNIKASI
Hal ini berawal dari stimulan
yang merupakan masukan proses perilaku dibedakan atas rangsangan pemasaran dari
pemasar dan rangsangan dari lingkungan konsumen itu sendiri. Sedangkan proses
pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial konsumen.
Respons perilaku konsumen dapat dijadikan faktor yang dapat membentuk keputusan
pembelian (yaitu pembelian selanjutnya) atau tidak melakukan pembelian (menolak
produk yang ditawarkan).
Rangsangan pemasaran dari pemasar yang dapat mempengaruhi sikap dan
perilaku konsumen yaitu seluruh kegiatan pemasaran yang meliputi bujukan hingga
komunikasi mengenai produk tertentu yang ditawarkan. Para pemasar dapat
melakukan kegiatan yang dapat dijadikan teknik modifikasi perilaku konsumen.
Berbagai teknik modifikasi yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen
adalah melalui beberapa aspek pemasaran yang meliputi aspek produk, aspek
harga, dan aspek promosi.
2.
TEKNIK
MODIFIKASI PERILAKU
Modifikasi perilaku juga menekankan pengaruh belajar dan lingkungan,
artinya bahwa prosedur dan teknik tritmen menekankan pada modifikasi lingkungan
tempat dimana individu tersebut berada, sehingga membantunya dalam berfungsi
secara lebih baik dalam masyarakat.
Adapun teknik modifikasi perilaku adalah sebagai
berikut :
a. Dorongan (Prompting),
permintaan untuk melakukan suatu tindakan kepada seseorang.
b.
Teknik banyak
permintaan (Many asking), mengajukan
beberapa permintaan kepada konsumen dengan mengawalinya dari permintaan yang
kecil lalu ke permintaan yang lebih besar. Atau sebaliknya, diawali dari
permintaan besar kemudian diikuti oleh permintaan lebih kecil.
c.
Prinsip
resiprositas (Reprosity), teknik
meningkatkan kepatuhan konsumen atas permintaan pemasar dengan lebih dahulu
menawarkan orang bersangkutan sejumlah hadiah atau sample produk.
d.
Peran komitmen
(Committement), komitmen yang
dipegang secara konsisten akan meningkatkan jumlah pembelian. Komitmen yang
tertulis akan dapat meningkatkan konsistensi dalam bertransaksi.
e.
Pelabelaan (Labeling), melibatkan pelekatan semacam
gambaran pada seseorang, seperti “Anda Baik Hati”. Label diduga menyebabkan
orang memandang diri mereka dengan cara yang disiratkan oleh labelnya.
f.
Insentif,
mencakup jajaran luas alat-alat promosi, seperti korting harga, undian, rabat,
kontes dan kupon. Insentif biasanya mewakili komponen penting dari keseluruhan
strategi promosi produk.
C.
PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN
KONSUMSI
1.
PENGERTIAN
KEBUDAYAAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal) diartikan sebagai hal – hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam
bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif.
2.
PENGARUH
KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Menurut Shiffman dan Kanuk (2000) perilaku
konsumen adalah perilaku
yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi
dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen
untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang
ditawarkan.
Faktor budaya
memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan
harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, sub budaya dan kelas
social pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan
perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai –
nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang
anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan
terdiri dari sub budaya – sub budaya yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub
budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok
keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen
pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas – kelas
sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu
masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai,
minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor
tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan,
pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
o
Pengaruh budaya yang tidak disadari.
Dengan adanya
kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa
bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi
penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi
masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis
sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja.
o
Pengaruh budaya dapat memuaskan kebutuhan.
Budaya yang ada di masyarakat dapat
memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan
petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan
menyediakan metode “coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis,
personal dan sosial.
o
Pengaruh budaya dapat dipelajari.
Budaya dapat dipelajari sejak
seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai
– nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk
budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang
diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang
lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara
berperilaku. Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung
memilih cara pembelajaran secara informal dengan memberikan model untuk ditiru
masyarakat.
o
Pengaruh budaya yang berupa tradisi
Tradisi adalah aktivitas yang
bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah – langkah (berbagai
perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang.
Tradisi yang disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal
ini bisa jadi sangat bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk
para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap
masyarakat yang menganutnya.
3.
STRUKTUR
KOSUMSI
Secara matematis struktur konsumsi
yaitu menjelaskan bagaimana harga beragam sebagai hasil dari keseimbangan
antara ketersediaan produk pada tiap harga (penawaran) dengan kebijakan
distribusi dan keinginan dari mereka dengan kekuatan pembelian pada tiap harga
(permintaan). Grafik ini memperlihatkan sebuah pergeseran ke kanan dalam
permintaan dari D1 ke D2 bersama dengan peningkatan harga
dan jumlah yang diperlukan untuk mencapai sebuah titik keseimbangan
(equibilirium) dalam kurva penawaran (S).
4.
DAMPAK NILAI-NILAI
INTI TERHADAP PEMASAR
a.
Kebutuhan
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
b.
Keinginan
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza
dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam
bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan
penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang,
keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan
ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus
memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak
meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi
keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan
lingkungan tumbuhnya. Orang Yogya akan memenuhi kebutuhan makannya dengan
gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya dengan makanan sukayaki dll.
c.
Permintaan
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan
sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau
jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah
permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh
kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
5.
PERUBAHAN
NILAI
Budaya juga perlu mengalami
perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya
yaitu :
a. Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau
luas. Hal tersebut termasuk segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran
individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan sifat dasar dari frekuensi
pada dorongan biologis seperti lapar, hal tersebut berpengaruh jika waktu dan
cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan.
b.
Budaya adalah
hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan kecenderungan.
Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut.
c.
Kerumitan dari
masyarakat modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang memberikan
ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat.
Referensi :
No comments:
Post a Comment